Minggu, 29 September 2013

Apakah pendidikan di Indonesia sudah merata ??



Apa itu pendidikan ?
Pendidikan adalah hal yang mendasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menjamin kemajuan sosial (United Nations, Report on the World Social Situation, 1997). Dalam bukunya, Todaro Smith mengungkapkan bahwa pendidikan memainkan peran utama dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan.
Masalah pendidikan


Memperoleh pendidikan adalah hak setiap manusia sebagai bekal dalam menghadapi persaingan masa depan nya, namun bagaimana jika pendidikan di Indonesia belum merata? Inilah masalah pemerataan di Indonesia. 
  • Pendidikan Formal 
Masalah pemerataan pendidikan merupakan masalah di bidang pendidikan pada negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dari periode 2001/02 sampai 2005/06, angka partisipasi murni SD di Indonesia cukup bagus sebesar 94,20%. Untuk level pendidikan SMP, SMU dan Perguruan Tinggi terjadi ketidakmerataan pendidikan dengan angka partisipasi bersekolah yang kecil.
Jika melihat angka partisipasi murni untuk usia SMP tahun 2005/2006 (data dari Depdiknas) maka menunjukkan angka 62,06% yang berarti 37,94% yang tidak dapat melanjutkan ke pendidikan SMP. Itupun belum memperhitungkan jumlah anak yang putus sekolah, maka jumlah tersebut akan berkurang. APM sebesar 42,64% pada level SMU, menunjukkan lebih besarnya jumlah anak usia SMU yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke level SMU. Hal ini juga belum memperhitungkan anak putus sekolah di level pendidikan SMU. 

  • Pendidikan Non-formal
Seperti halnya pendidikan formal, pendidikan non-formal pun mengalami permasalahan dalam hal pemerataan pendidikan.Sampai dengan tahun 2006, pendidikan non formal yang berfungsi baik sebagai transisi dari dunia sekolah ke dunia kerja (transition from school to work) maupun sebagai bentuk pendidikan sepanjang hayat belum dapat diakses secara luas oleh masyarakat. Pada saat yang sama, kesadaran masyarakat khususnya yang berusia dewasa untuk terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya masih sangat rendah, apalagi pendidikan non formal yang pada umumnya membutuhkan biaya yang cukup mahal sehingga tidak dapat terangkau oleh masyarakat miskin.
Untuk menuju pemerataan pendidikan yang efektif dan menyeluruh, kita perlu mengetahui beberapa permasalahan mendasar yang dihadapi sektor pendidikan kita. Permasalahan itu antara lain mengenai keterbatasan daya tampung, kerusakan sarana prasarana, kurangnya tenaga pengajar, proses pembelajaran yang konvensional, dan keterbatasan anggaran. Keterbatasan daya tampung sangat berpengaruh dalam proses pemerataan pendidikan. Banyak sekolah yang memiliki daya tampung tak seimbang dengan jumlah murid yang diterima saat penerimaan murid baru. Akibatnya, proses belajar mengajar pun menjadi kurang maksimal. 
Pemerataan pendidikan hingga daerah-daerah tertinggal tentu membutuhkan anggaran dana yang tidak sedikit. Dana BOS yang disediakan oleh pemerintah merupakan bentuk perhatian pemerintah akan pentingnya pemerataan pendidikan bagi setiap orang. Meskipun belum dapat terealisasikan sepenuhnya, akan tetapi hal itu sudah cukup meminimalisasi biaya yang dikeluarkan masyarakat terutama yang berekonomi menengah ke bawah.
Pemerataan pendidikan memang tak bisa direalisasikan tanpa adanya kerja sama berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat yang bersangkutan.

Penyebab pendidikan Indonesia belum merata
  1. Banyak orang tua (masyarakat pinggiran) kurang menyadari betapa pentingnya sekolah.
  2. Mahalnya biaya untuk bersekolah.
  3. Aspek kemiskinan yang dibarengi dengan biaya oportunitas.
  4. Aspek pembiayaan pendidikan yang dibarengi oleh korupsi dana pendidikan.
  5. Kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearh-daerah terpencil.
  6. Dana BOS belum merata sehingga masih banyak sekolah negeri yang melakukan pungutan, sehingga masyarakat yang tidak memiliki biaya terpaksa memilih tidak bersekolah.
  7. Masyarakat menganggap bahwa banyak yang lebih penting daripada sekedar membuang-buang uang mereka untuk bersekolah.
  8. Masyarakat yang biasanya bertempat tinggal di desa-desa yang memiliki akses jalan yang sulit dijangkau untuk menuju ke sekolah, sehingga masyarakat lebih memilih tidak bersekolah pun menjadi salah satu penyebab tidak meratanya pendidikan di Indonesia.
  9. Kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun.
  10. Permasalahan lain yang terjadi antara lain keterbatasan daya tampung, kerusakan sarana prasarana, kurangnya tenaga pengajar, proses pembelajaran yang konvensional, dan keterbatasan anggaran. Hal inipun menjadi faktor pengaruh pendidikan belum merata.

Upaya pemerintah meratakan pendidikan
  • Menggalakan pembangunan gedung sekolah.
  • Menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan yang dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini.
  • Strategi Pembiayaan Pemerintah dan Lembaga Dana Swasta.
  • Lembaga Pengontrol Berazaskan Islam dan Undang-Undang Anti Korupsi.
  • Sistem sekolah pagi-sore.
  • Sekolah pamong (sekolah oleh masyarakat, orang tua dan guru) atau yang di sebut Impact System (Instructional Management by parent, community and teacher).
  • Sekolah terbuka.
  • Wajib belajar 9 tahun.
  • Sistem guru kunjung.
  • Sekolah alternative, misalnya home schooling.
  • Kejar paket A dan B.
  • Belajar jarak jauh, seperti Universitas Terbuka.
  • Adanya beasiswa khusus bagi siswa berprestasi yang tidak memiliki biaya melalui proses seleksi yang dilakukan secara terbuka yang didasarkan oleh data lapangan yang seakurat mungkin.
  • Pemerintah semakin intensif untuk memberikan subsidi ke sekolah-sekolah, seperti Gerakan Orang Tua Asuh, Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
  • Mengadakan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat yang awam terhadap pendidikan mengenai betapa pentingnya pendidikan sehingga adanya motivasi bagi anak-anak agar mau bersekolah.

Hambatan pemerintah
  • Keterbatasan dana yang di alokasikan untuk pendidikan adalah masalah utama yang di hadapi pemerintah, karena minimnya dana yang di peruntukkan bagi dunia pendidikan.
  • Maraknya korupsi pun menyebabkan dan ayang seharusnya di gunakan dalam dunia pendidikan menjadi berkurang dan semakin berkurang.
  • Kurangnya pengawasan pihak-pihak tertentu dalam penyaluran dana ke pelosok-pelosok daerah yang masih tertinggal menyebabkan daerah tersebut semakin tertinggal dan pendidikan menjadi sesuatu yang sangat mahal harganya. 

 sumber:

Nur’Aeni, M.A. dan M. Nurjaman,S.Pd, 2011, Pengantar Pendidikan Edisi
Revisi, Penerbit: Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta.
Tirtarahardja, Umar, Dr, Prof. dan Drs.S L.La Sulo, 2005, Pengantar Pendidikan
Edisi Revisi, Penerbit: PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar