Rabu, 18 Desember 2013

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah             : SMK Al-Ikhlas
Mata Pelajaran  : Kewirausahaan
Kelas/Semester : XI / 1 (ganjil)
Pertemuan         : 1 pertemuan
Alokasi Waktu  : 45 menit x 4

Standar Kompetensi                      : Merencanakan Usaha Kecil / Mikro

Kompetensi Dasar                        : Menganalisis Peluang Usaha

Indikator Pencapaian Kompetensi :
  1. Mengidentifikasi peluang dan resiko usaha.
  2. Menganalisis faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan usaha.
  3. Melakukan pengembangan ide dan peluang usaha.
  4. Mengidentifikasi kemungkinan keberhasilan dan kegagalan.
  5. Menerapkan pemetaan peluang usaha.
  6. Menerapkan pemanfaatan peluang secara kreatif dan inovatif.
A. Tujuan Pembelajaran
  • Siswa dapat mengidentifikasi peluang dan resiko usaha.
  • Siswa dapat menganalisis deskripsi faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan usaha.
  • Siswa dapat melakukan pengembangan ide dan peluang usaha.
  • Siswa dapat mengidentifikasi kemungknan keberhasilan dan kegagalan.
  • Siswa dapat menerapkan pemetaan peluang usaha.
  • Siswa dapat menerapkan pemanfaatan peluang secara kreatif dan inovatif.
B. Materi Pokok
Peluang usaha kecil / mikro
C. Uraian Materi


  1. Peluang dan resiko usaha.
  2. Faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan usaha.
  3. Mengembangkan ide dan peluang usaha.
  4. Menganalisis kemungkinan keberhasilan dan kegagalan.
  5. Memetakan peluang usaha.
  6. Pemanfaatan peluang secara kreatif dan inovatif.
Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya, tekun, berani, bertanggung jawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan, mandiri, kreatif dan kerja keras
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
jujur, saling menghargai orang lain, inovatif, berorientasi tugas dan hasil
D. Pendekatan
Kontekstual
E. Metode Pembelajaran
 Studi Kepustakaan - Diskusi Kelompok - Penugasan
Strategi Pembelajaran


Tatap Muka
Terstruktur
Mandiri
Memahami konsep berwirausaha
Membahas peluang usaha, resiko usaha, ide usaha , faktor keberhasilan dan kegagalan, pemanfaatan peluang secara kreatif dan inovatif
Siswa dapat memahami konsep berwirausaha dan siswa dapat menciptakan dan mengembangkan usaha

 F. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahap Kegiatan
Aktivitas Siswa / Guru
Waktu
Pendahuluan
Mengucapkan salam pembuka
Memeriksa kehadiran siswa
Memeriksa kebersihan dan kerapihan    kelas
Memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari
10 menit
Inti
·        Menjelaskan pengertian peluang usaha dan resiko usaha
·        Menganalisis peluang usaha agar usaha yang dijalani dapat berhasil
·        Menjelaskan faktor faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan usaha
·        Menjelaskan  cara mengembangkan ide dan peluang usaha
·        Menerangkan cara menganalisis kemungkinan keberhasilan dan kegagalan
·        Menerangkan pemetaan peluang usaha
·        Menjelaskan pemanfaatan peluang secara kreatif dan inovatif
·        Siswa melihat video perjalanan kesuksesan seorang wirausahawan
·        Guru memberikan motivasi berwirausaha, memberi semangat kepada siswa agar mempunyai semangat berwirausaha
60 menit
Tugas
·        Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok sesuai jumlah siswa di kelas
·        Setiap kelompok diberi tugas mencari informasi berbeda
·        Kelompok 1 siswa mencari tahu macam macam peluang usaha yang mungkin timbul dari berbagai peristiwa / momen
·        Kelompok 2 siswa mencari tahu cara mengembangkan ide dan peluang usaha
·        Kelompok 3 siswa dapat menganalisis resiko yang mungkin datang dalam  suatu peluang usaha
·        Kelompok 4 siswa mencari tahu faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan usaha
·        Kelompok 5 siswa mengembangkan ide peluang usaha
·        Kelompok 6 siswa menganalisis kemungkinan keberhasilan dan kegagalan ide dan peluang
·        Kelompok 7 siswa mencari contoh pemanfaatan peluang secara kreatif dan inovatif
60 menit
Penutup
·        Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing
·        Melakukan penilaian terhadap tugas dan kegiatan yang sudah dilaksanakan
·        Bersama sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran
·        Guru mengajak siswa untuk praktek membuat usaha kecil-kecilan sesuai dengan dana yang diperoleh dari lembaga peminjam uang seperti mengikuti lembaga KUR (kredit Usaha Rakyat) dengan memanfaatkan peluang usaha dibidang pariwisata, membuat kerajinan tangan untuk dijual di tempat wisata
·        Guru menutup proses pembelajaran
50 menit


G. Sumber dan Alat
Buku teks, LCD, Laptop, Spidol, Video


                                                                                                                     Jakarta, 18 Desember 2013
Mengetahui,

Kepala                                                                                              Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan




NIP.                                                                                                  NIP.

Senin, 21 Oktober 2013

Kurikulum 2013

 
 
Kata Pengantar
     Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya terutama nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang berjudul Kurikulum 2013 ini dengan baik.
      Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah SWT., orang tua penulis, dosen mata kuliah perencanaan pembelajaran serta rekan-rekan semua yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
     Makalah mengenai kurikulum 2013 ini akan membahas mengenai kelebihan dan kelemahan kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran apa yang baik dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan sebaik-baiknya.
      Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini


Jakarta, 22 Oktober 2013


Penulis


 BAB I
PENDAHULUAN 

1. Latar Belakang Masala
Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengembangan dunia pendidikan harus terus diperhatikan, dalam hal ini kurikulum memiliki peran yang sangat penting. Dimana inovasi kurikulum sangat diperlukan dalam pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan dan mewujudkan tujuan pendidikan secara umum. Untuk itu inovasi kurikulum haruslah mengikuti perkembangan zaman karena ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat sehingga diperlukan kurikulum yang bersifat dinamis agar perkembangan pendidikan seiring dengan perkembangan IpTek yang ada sehingga diharapkan peserta didik mampu bersaing dengan peserta didik lain dan tidak tertinggal informasi dari belahan dunia manapun. 

2. Rumusan Masalah 
  1. Apa itu kurikulum 2013 ?
  2. Apakah kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 ?
  3. Apasaja prinsip pembelajaran kurikulum 2013 ?

3. Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum 2013.
  2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013.
  3. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran kurikulum 2013. 


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kurikulum 2013 
Menurut Crow and Crow, Kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang merupakan perubahan struktur kurikulum KTSP. danya perubahan tersebut dikarenakan terdapat banyak masalah dan upayanya adalah memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.
Pengembangan kurikulum 2013 delakukan dalam 4 tahap :
  • Penyusunan kurikulum di lingkungan internal KemenDikBud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.
  • Pemaparan desain kurikulum 2013 di depan wakil presiden sekalu ketua komite pendidikan yang telah dilakanakan pada 13 November 2012 serta dihadapan komisi X DPR RI pada 22 November 2012.
  •  Pelaksanaan uji guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat, slah satu cara yang ditempuh yakni melalui saluran jaringan (on-line) dan melalui media cetak.
  • Melakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
  
2. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Kelebihan Kurikulum 2013 :
  •  Kreatif dan Inovatif
  • Pendidikan karakter yang penting harus diintegrasikan ke semua program studi.
  • tidak membeda-bedakan kota dengan desa.
 Kelemahan Kurikulum 2013 :
  • Belum banyak sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013
  • Guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama
  • Tak ada keseimbangan antara proses pembelajaran dengan hasil pembelajaran
  • Tidak tepatnya pengintegrasian mata pelajaran IPA dengan mata pelajaran IPS dalam mata pelajaran bahasa indonesia karena rumpun mata pelajaran tersebut berbeda.

 3. Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013
 
 Terdapat 14 prinsip pembelajaran kurikulum 2013 yaitu :

  1.  Siswa Mencari Tahu, pembelajaran mendorong siswa menjadi siswa yang aktif. Guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terharap suatu persoalan maka siswa merumuskannya dalam suatu pertanyaan.
  2. Belajar Berbasis Aneka Sumber, peserta didik tidak hanya memperoleh pengetahuan dari guru saja melainkan dari berbagai sumber seperti buku, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan dan sebagainya.
  3. Proses sebagai Penguatan Pengunaan Pendekatan Ilmiah, guru tidak hanya memperoleh sumber dari  tertulis saja,dapat menggunakan mind maping, gambar, diagram dll. hasil yang didapat siswa pun tidak hanya berupa teks saja tetapi memiliki kemampuan yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, gekanya atau karyanya.
  4. Pembelajaran Berbasis Kompetensi, pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar saja tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. 
  5. Pembelajaran Terpadu, semua materi pelajaran diletakan dalam sistem yang terpadu, untuk itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama,menentukan karya siswa bersama-sama sehingga beban belajar siswa dapat diatur.
  6. Pembelajaran dengan Jawaban yang Kebenarannya Multi Dimensi, disini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal, ketika siswa melihat suatu permasalahan yang sama, akan tetapi mereka akan mencari solusi atau alasan setiap orang berbeda.
  7. Keterampilan Aplikatif, metode pembelajaran yang digunakan guru beraneka raga, tidak hanya ceramah saja, banyak aplikasi yang dpat digunakan.
  8.  Peningkatan dan Keseimbangan antara KeterampilanFisikal dengan Keterampilan Mental, hasil belajar tidak hanya menampilkan angka dalam bentuk pengetahuannya tetapi juga informasi menyangkut perkembangan sikap da keterampilannya.
  9. Pembelajaran yang Mengutamakan Pembudayaan dan Pemberdayaan Siswa Sebagai Pembelajar Sepanjang Hayat, guru mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat.
  10. Pembelajaran yang Menerapkan Nilai-nilai dengan Memberi Keteladanan, Membangun Kemauan, dan Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Proses Bembelajaran, disini guru menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan memberi contoh bagaimana hidup selalu belajar hidup patuh menjalankan agama dan perilaku baik lain.
  11. Pembelajaran Berlangsung di Rumah, di Sekolah, dan di Masyarakat, peserta didik ditak hanya belajar di sekolah saja tetapi dimanapun dapan belajar.
  12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas. Prinsip ini menandakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas saja.
  13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK yang ada.
  14. Pengakuan Atas Individu dan Latar Belakang Budaya Siswa, cita-cita, latar belakang, cara pandang, cara mendapat pendidikan di rumah, cara berfikir, dan keyakinan setiap siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harusmelihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika di kembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman.

 BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang merupakan perubahan struktur kurikulum KTSP. danya perubahan tersebut dikarenakan terdapat banyak masalah dan upayanya adalah memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.
Kelebihan Kurikulum 2013 :
  •  Kreatif dan Inovatif
  • Pendidikan karakter yang penting harus diintegrasikan ke semua program studi.
  • tidak membeda-bedakan kota dengan desa.
 Kelemahan Kurikulum 2013 :
  • Belum banyak sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013
  • Guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama
  • Tak ada keseimbangan antara proses pembelajaran dengan hasil pembelajaran
  • Tidak tepatnya pengintegrasian mata pelajaran IPA dengan mata pelajaran IPS dalam mata pelajaran bahasa indonesia karena rumpun mata pelajaran tersebut berbeda.
 Terdapat 14 prinsip pembelajaran kurikulum 2013 yaitu :

  1.  Siswa Mencari Tahu,
  2. Belajar Berbasis Aneka Sumber,
  3. Proses sebagai Penguatan Pengunaan Pendekatan Ilmiah, 
  4. Pembelajaran Berbasis Kompetensi,
  5. Pembelajaran Terpadu,
  6. Pembelajaran dengan Jawaban yang Kebenarannya Multi Dimensi,
  7. Keterampilan Aplikatif,
  8.  Peningkatan dan Keseimbangan antara KeterampilanFisikal dengan Keterampilan Mental, 
  9. Pembelajaran yang Mengutamakan Pembudayaan dan Pemberdayaan Siswa Sebagai Pembelajar Sepanjang Hayat,
  10. Pembelajaran yang Menerapkan Nilai-nilai dengan Memberi Keteladanan, Membangun Kemauan, dan Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Proses Bembelajaran, 
  11. Pembelajaran Berlangsung di Rumah, di Sekolah, dan di Masyarakat, 
  12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas.
  13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, 
  14. Pengakuan Atas Individu dan Latar Belakang Budaya Siswa
 
 2. Saran
Suatu kurikulum haruslah mengandung isi dan arah perbaikan yang lebih baik, kurikulum juga harus sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak memberatkan siswa apa lagi sampai membebankan siswa. Begitupun dengan harapan kami pada kurikulum 2013 ini agar dapat membuat kemajuan di bidang pendidikan dan dapat mencetak pribadi yang cinta damai, sopan, serta berakhlak mulia.


sumber :

Selasa, 08 Oktober 2013

Dampak kekerasan pada anak dan cara mendidik anak yang baik

Harold Hulbert mengatakan, "anak-anak membutuhkan cinta, khususnya saat mereka tidak berhak mendapatkannya".

Anak ?
Anak adalah anugerah dari sang pencipta, orang tua yang melahirkan anak harus bertanggung jawab terutama dalam soal mendidiknya, baik ayah sebagai kepala keluarga maupun ibu sebagai pengurus rumah tangga.
Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas.
Menurut psikologi, anak adalah periode perkembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun-tahun sekolah dasar.



Orang tua ?
Menurut Kunaryo Hadikusumo (1996:40) orang tua sebagai pendidik sesuai kodrat adalah pendidik pertama dan utama karena secara kodrati anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya (ibunya) dalam keadaan tidak berdaya.


Dampak kekerasan pada anak ?

Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan kekerasan terhadap anak, antara lain :
  • Dampak kekerasan fisik
Anak yang mendapat perlakuan kejam dari orang tuanya akan menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi orang tua akan berlaku kejam kepada anak-anaknya. Orang tua agresif melahirkan anak-anak yang agresif, yang pada gilirannya akan menjadi orang dewasa yang menjadi agresif. Lawson (dalam Sitohang, 2004) menggambarkan bahwa semua jenis gangguan mental ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang diterima manusia ketika dia masih kecil. Kekerasan fisik yang berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan menimbulkan cedera serius terhadap anak, meninggalkan bekas luka secara fisik hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
  • Dampak kekerasan psikis
Unicef (1986) mengemukakan, anak yang sering dimarahi orang tuanya, apalagi diikuti dengan penyiksaan, cenderung meniru perilaku buruk (coping mechanism) seperti bulimia nervosa (memuntahkan makanan kembali), penyimpangan pola makan, anorexia (takut gemuk), kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan memiliki dorongan bunuh diri. Menurut Nadia (1991), kekerasan psikologis sukar diidentifikasi atau didiagnosa karena tidak meninggalkan bekas yang nyata seperti penyiksaan fisik. Jenis kekerasan ini meninggalkan bekas yang tersembunyi yang termanifestasikan dalam beberapa bentuk, seperti kurangnya rasa percaya diri, kesulitan membina persahabatan, perilaku merusak, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol, ataupun kecenderungan bunuh diri.
  • Dampak kekerasan seksual
Menurut Mulyadi (Sinar Harapan, 2003) diantara korban yang masih merasa dendam terhadap pelaku, takut menikah, merasa rendah diri, dan trauma akibat eksploitasi seksual, meski kini mereka sudah dewasa atau bahkan sudah menikah. Bahkan eksploitasi seksual yang dialami semasa masih anak-anak banyak ditengarai sebagai penyebab keterlibatan dalam prostitusi. Jika kekerasan seksual terjadi pada anak yang masih kecil pengaruh buruk yang ditimbulkan antara lain dari yang biasanya tidak mengompol jadi mengompol, mudah merasa takut, perubahan pola tidur, kecemasan tidak beralasan, atau bahkan simtom fisik seperti sakit perut atau adanya masalah kulit, dll (dalam Nadia, 1991).
  • Dampak penelantaran anak
Pengaruh yang paling terlihat jika anak mengalami hal ini adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak,  Hurlock (1990) mengatakan jika anak kurang kasih sayang dari orang tua menyebabkan berkembangnya perasaan tidak aman, gagal mengembangkan perilaku akrab, dan selanjutnya akan mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang.
  • Pendidikan anak yang terabaikan.

Cara mendidik anak dengan baik ?


Jusni, dalam bukunya memaparkan 11 tuntunan bagi orang tua dalam pengasuhan anak :
  • Harus disertai kasih sayang anak sudah dapat merasakan apakah ia disayangi, diperhatikan, diterima, dan dihargai atau tidak. Orang tua dapat menunjukkan kasih sayang secara wajar sesuai umur anak. Dengan mencium atau membelai, berkata lembut, hingga anak merasa ia memang disayang. Pencurahan kasih sayang ini harus dilakukan konstan, tulus, dan nyata sehingga anak benar-benar merasakannya.
  • Tanamkan disiplin yang membangun perlu memberlakukan tata tertib yang tidak berkesan serba membatasi. Hal ini akan menjadi pedoman bagi anak, hingga ia mengerti perilaku apa yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Juga mengenalkan anak pada disiplin. Dengan demikian ia diharapkan mampu mengendalikan diri sekaligus melatih tanggung jawab.
  • Luangkan waktu bagi kebersamaan memanfaatkan waktu bersama anak merupakan hal yang sangat penting dalam pengasuhan anak. Dari sini akan tercipta lingkungan dan suasana yang menunjang perkembangan. Orang tua bisa menggunakan waktu tersebut dengan bermain bersama, berbincang-bincang, melatih keterampilan sehari-hari, dan sebagainya.
  • Ajarkan salah-benar/baik-buruk hal-hal yang dapat diajarkan adalah nilai-nilai yang berlaku di lingkungan keluarga, masyarakat sekitar dan budaya bangsa. Misalnya, adat istiadat, norma dan nilai yang berlaku. Hal ini sangat diperlukan agar anak mudah menyesuaikan diri dengan orang lain. Mintalah anak berlaku ramah dan jujur serta melarangnya menyakiti orang lain. Selain harus terus-menerus dan konsisten, terangkan kenapa perbuatan menyakiti tidak boleh dilakukan sedangkan sikap ramah diperlukan. Dengan begitu anak tahu kenapa mereka dilarang berbuat sesuatu, serta dapat memahami apa arti salah-benar dan baik-buruk.
  • Kembangkan sikap saling menghargai sikap saling menghargai dapat dicontohkan. Bila orang tua berbuat salah, jangan segan meminta maaf. Kelak ketika anak berbuat salah, dia pun tak segan meminta maaf. Orang tua yang menghormati anak akan merangsang anak untuk menghargai dan menghormati orang tua maupun siapa saja.
  • Perhatikan dan dengarkan pendapat anak jika anak punya pendapat, dengarkan dan berikan perhatian tanpa berusaha untuk mempengaruhinya. Bila perlu, kemukakan pendapat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. Hal ini akan membuat hubungan orang tua dan anak jadi lebih akrab, hingga anak dapat menyatakan perasaannya. Termasuk perasaan yang baik dan buruk, seperti marah dan tidak senang, tanpa takut kehilangan kasih sayang dari orang tua.
  • Membantu mengatasi masalah anak butuh bimbingan kala menghadapi masalah, namun orang tua jangan sesekali memaksakan pendapatnya. Pahami masalah sesuai sudut pandang anak dan berikan beberapa pendapat serta doronglah anak untuk memilih yang sesuai dengan keadaannya.
  • Melatih anak mengenal diri sendiri dan lingkungan ajaklah anak mengenal dirinya. “Saya ini anak laki-laki” atau “Saya adalah anak perempuan.” Lalu mengenalkan orang lain di lingkungannya, ada ibu, bapak, kakek, nenek, paman dan lainnya. Dengan demikian, semakin lama pengenalan anak kian luas. Anak juga perlu dilatih mengenal emosi dan cara menyalurkan emosi yang baik agar tidak menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.
  • Mengembangkan kemandirian rangsanglah inisiatif dan berikan kebebasan untuk mengembangkan diri. Beri kesempatan mengerjakan sesuatu menurut keinginan mereka sendiri. Tentu saja asalkan tidak bertentangan dengan norma masyarakat. Untuk memupuk inisiatif anak, beri pujian pada apa yang telah berhasil dilakukan dan bukan malah mencelanya.
  • Memahami keterbatasan anak setiap individu, termasuk anak, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Orang tua hendaknya jangan menuntut melebihi kemampuan anak. Yang tak kalah penting, jangan pernah membanding-bandingkan anak yang satu dengan anak yang lain.
  • Menerapkan nilai agama dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai agama perlu diajarkan sejak usia dini sekaligus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Cara paling baik, beri contoh dan minta anak berlaku sama. Misalnya berdoa sebelum melakukan kegiatan apa pun, memaafkan kesalahan orang lain, mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan dan lain-lain.
  • Seringlah tertawa, sebab kegembiraan itu menular. Anggaplah pada saat ini diri Anda terpilih untuk melakukan tantangan ’30 hari tersenyum bersama keluarga’ ! Anda akan menyaksikan keajaiban dari kegembiraan dan kasih sayang yang Anda bawa kepada orang-orang di sekitar Anda. Buatlah momen sehari-hari menjadi luar biasa berkat kegembiraan dan semangat yang Anda bawa ke dalamnya.
  • Berilah pengakuan dan penghargaan. Latihlah mulai dari diri Anda sendiri untuk memberikan penghargaan terhadap setiap keberhasilan, bahkan yang paling kecil sekalipun, yang telah Anda lakukan hari ini. Ajarlah diri Anda untuk memberikan penghargaan yang tulus atas tugas-tugas sederhana yang Anda berhasil Anda selesaikan. Penghargaan ini akan memberi semangat baru dalam hidup Anda untuk menjalankan tugas yang lebih besar.
  • Luangkanlah waktu 5 menit bagi diri Anda setiap harinya untuk memikirkan dan menuliskan kesuksesan-kesuksesan yang telah Anda raih hari ini. Rasakanlah bagaimana hidup Anda berubah, nikmatilah semangat baru yang mengisi setiap kegiatan Anda. Bagikanlah penghargaan ini juga kepada anak-anak Anda. Berikanlah pujian, pengakuan dan penghargaan yang tulus kepada mereka. Ingat, penghargaan yang baik menekankan pada tindakan, bukan pada prestasi yang dicapai.
  • Berilah ruang bagi putra-putri Anda untuk melakukan kesalahan.
  • Ingatlah, bahwa setiap orang, apalagi seorang anak, berhak untuk melakukan kesalahan. Kesalahan merupakan bagian dari proses pembelajaran. Temukanlah kebaikan dalam kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, maka anak Anda akan belajar untuk berani berjuang menghadapi tantangan dan resiko.

Konsep orang tua yang baik ?
 

Di bawah ini adalah beberapa konsep orang tua yang baik :
Ø  Melakukan berbagai hal untuk anak,
Ø  Anak dapat bergantung pada orang tua,
Ø  Bersifat cukup permisif dan luwes,
Ø  Adil dalam disiplin,
Ø  Menghargai individualitas anak,
Ø  Menciptakan suasana hangat, bukan suasana penuh ketakutan,
Ø  Memberi contoh yang baik,
Ø  Menjadi kawan yang baik,
Ø  Barsikap baik untuk sebagian besar waktu,
Ø  Menunjukan kasih sayang terhadap anak,
Ø  Menaruh simpati bila anak sedih atau mengalami kesulitan,
Ø  Mendorong anak untuk membawa kawannya kerumah,
Ø  Berusaha membuat suasana rumah bahagia,
Ø  Memberikan kemandirian yang sesuai dengan usia anak,
Ø  Tidak mengharapkan prestasi yang tak masuk akal,
Ø  Membicarakan masalah dengan baik,
Ø  Tidak melalukan tindak kekerasan pada anak,
Ø  Tidak memarahi anak berlebihan, dan

Minggu, 29 September 2013

Apakah pendidikan di Indonesia sudah merata ??



Apa itu pendidikan ?
Pendidikan adalah hal yang mendasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menjamin kemajuan sosial (United Nations, Report on the World Social Situation, 1997). Dalam bukunya, Todaro Smith mengungkapkan bahwa pendidikan memainkan peran utama dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan.
Masalah pendidikan


Memperoleh pendidikan adalah hak setiap manusia sebagai bekal dalam menghadapi persaingan masa depan nya, namun bagaimana jika pendidikan di Indonesia belum merata? Inilah masalah pemerataan di Indonesia. 
  • Pendidikan Formal 
Masalah pemerataan pendidikan merupakan masalah di bidang pendidikan pada negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dari periode 2001/02 sampai 2005/06, angka partisipasi murni SD di Indonesia cukup bagus sebesar 94,20%. Untuk level pendidikan SMP, SMU dan Perguruan Tinggi terjadi ketidakmerataan pendidikan dengan angka partisipasi bersekolah yang kecil.
Jika melihat angka partisipasi murni untuk usia SMP tahun 2005/2006 (data dari Depdiknas) maka menunjukkan angka 62,06% yang berarti 37,94% yang tidak dapat melanjutkan ke pendidikan SMP. Itupun belum memperhitungkan jumlah anak yang putus sekolah, maka jumlah tersebut akan berkurang. APM sebesar 42,64% pada level SMU, menunjukkan lebih besarnya jumlah anak usia SMU yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke level SMU. Hal ini juga belum memperhitungkan anak putus sekolah di level pendidikan SMU. 

  • Pendidikan Non-formal
Seperti halnya pendidikan formal, pendidikan non-formal pun mengalami permasalahan dalam hal pemerataan pendidikan.Sampai dengan tahun 2006, pendidikan non formal yang berfungsi baik sebagai transisi dari dunia sekolah ke dunia kerja (transition from school to work) maupun sebagai bentuk pendidikan sepanjang hayat belum dapat diakses secara luas oleh masyarakat. Pada saat yang sama, kesadaran masyarakat khususnya yang berusia dewasa untuk terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya masih sangat rendah, apalagi pendidikan non formal yang pada umumnya membutuhkan biaya yang cukup mahal sehingga tidak dapat terangkau oleh masyarakat miskin.
Untuk menuju pemerataan pendidikan yang efektif dan menyeluruh, kita perlu mengetahui beberapa permasalahan mendasar yang dihadapi sektor pendidikan kita. Permasalahan itu antara lain mengenai keterbatasan daya tampung, kerusakan sarana prasarana, kurangnya tenaga pengajar, proses pembelajaran yang konvensional, dan keterbatasan anggaran. Keterbatasan daya tampung sangat berpengaruh dalam proses pemerataan pendidikan. Banyak sekolah yang memiliki daya tampung tak seimbang dengan jumlah murid yang diterima saat penerimaan murid baru. Akibatnya, proses belajar mengajar pun menjadi kurang maksimal. 
Pemerataan pendidikan hingga daerah-daerah tertinggal tentu membutuhkan anggaran dana yang tidak sedikit. Dana BOS yang disediakan oleh pemerintah merupakan bentuk perhatian pemerintah akan pentingnya pemerataan pendidikan bagi setiap orang. Meskipun belum dapat terealisasikan sepenuhnya, akan tetapi hal itu sudah cukup meminimalisasi biaya yang dikeluarkan masyarakat terutama yang berekonomi menengah ke bawah.
Pemerataan pendidikan memang tak bisa direalisasikan tanpa adanya kerja sama berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat yang bersangkutan.

Penyebab pendidikan Indonesia belum merata
  1. Banyak orang tua (masyarakat pinggiran) kurang menyadari betapa pentingnya sekolah.
  2. Mahalnya biaya untuk bersekolah.
  3. Aspek kemiskinan yang dibarengi dengan biaya oportunitas.
  4. Aspek pembiayaan pendidikan yang dibarengi oleh korupsi dana pendidikan.
  5. Kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearh-daerah terpencil.
  6. Dana BOS belum merata sehingga masih banyak sekolah negeri yang melakukan pungutan, sehingga masyarakat yang tidak memiliki biaya terpaksa memilih tidak bersekolah.
  7. Masyarakat menganggap bahwa banyak yang lebih penting daripada sekedar membuang-buang uang mereka untuk bersekolah.
  8. Masyarakat yang biasanya bertempat tinggal di desa-desa yang memiliki akses jalan yang sulit dijangkau untuk menuju ke sekolah, sehingga masyarakat lebih memilih tidak bersekolah pun menjadi salah satu penyebab tidak meratanya pendidikan di Indonesia.
  9. Kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun.
  10. Permasalahan lain yang terjadi antara lain keterbatasan daya tampung, kerusakan sarana prasarana, kurangnya tenaga pengajar, proses pembelajaran yang konvensional, dan keterbatasan anggaran. Hal inipun menjadi faktor pengaruh pendidikan belum merata.

Upaya pemerintah meratakan pendidikan
  • Menggalakan pembangunan gedung sekolah.
  • Menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan yang dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini.
  • Strategi Pembiayaan Pemerintah dan Lembaga Dana Swasta.
  • Lembaga Pengontrol Berazaskan Islam dan Undang-Undang Anti Korupsi.
  • Sistem sekolah pagi-sore.
  • Sekolah pamong (sekolah oleh masyarakat, orang tua dan guru) atau yang di sebut Impact System (Instructional Management by parent, community and teacher).
  • Sekolah terbuka.
  • Wajib belajar 9 tahun.
  • Sistem guru kunjung.
  • Sekolah alternative, misalnya home schooling.
  • Kejar paket A dan B.
  • Belajar jarak jauh, seperti Universitas Terbuka.
  • Adanya beasiswa khusus bagi siswa berprestasi yang tidak memiliki biaya melalui proses seleksi yang dilakukan secara terbuka yang didasarkan oleh data lapangan yang seakurat mungkin.
  • Pemerintah semakin intensif untuk memberikan subsidi ke sekolah-sekolah, seperti Gerakan Orang Tua Asuh, Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
  • Mengadakan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat yang awam terhadap pendidikan mengenai betapa pentingnya pendidikan sehingga adanya motivasi bagi anak-anak agar mau bersekolah.

Hambatan pemerintah
  • Keterbatasan dana yang di alokasikan untuk pendidikan adalah masalah utama yang di hadapi pemerintah, karena minimnya dana yang di peruntukkan bagi dunia pendidikan.
  • Maraknya korupsi pun menyebabkan dan ayang seharusnya di gunakan dalam dunia pendidikan menjadi berkurang dan semakin berkurang.
  • Kurangnya pengawasan pihak-pihak tertentu dalam penyaluran dana ke pelosok-pelosok daerah yang masih tertinggal menyebabkan daerah tersebut semakin tertinggal dan pendidikan menjadi sesuatu yang sangat mahal harganya. 

 sumber:

Nur’Aeni, M.A. dan M. Nurjaman,S.Pd, 2011, Pengantar Pendidikan Edisi
Revisi, Penerbit: Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta.
Tirtarahardja, Umar, Dr, Prof. dan Drs.S L.La Sulo, 2005, Pengantar Pendidikan
Edisi Revisi, Penerbit: PT. Rineka Cipta, Jakarta.